Minggu, 30 November 2014

MAKALAH RAGAM BAHASA INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Bahasa indonesia perlu dipelajari oleh semua lapisan masyrakat. Tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia. Dalam bahasan bahasa Indonesia itu ada yang disebut ragam bahasa. Dimana ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda. Ada ragam bahasa lisan dan ada ragam bahasa tulisan. Disini yang lebih lebih ditekankan adalah ragam bahasa lisan , karena lebih banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan ngobrol, puisi, pidato, ceramah, dll.
Pidato sering digunakan dalam acara-acara resmi. Misalkan saja pidato pesiden, pidato dari ketua OSIS, ataupun pidato dari pembina upacara. Sistematika dalam pidato pun hendaklah dipahami betul-betul. Agar pidato yang disampaikan sesuai dengan kaidah yang benar. Pidato sama halnya denan cermah. Hanya saja ceramah lebih membahas tentang keagamaan. kalau pidato lebih umum dan bisa digunakan dalam banyak acara.
B.     Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
  1. Pengertian ragam bahasa.
  2. Macam-macam ragam bahasa.
  3. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media.
  4. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur.
  5. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan
C.    Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang ragam bahasa Indonesia dan macam-macam ragam bahasa Indonesia ditinjau dari media atau sarana yang akan menghasilkan bahasa. Dan memenuhi tugas bahasa Indonesia.

D.    Manfaat
Manfaat dibuat makalah ini adalah:
        1.      Mahasiswa dapat mengerti apa yang dimaksud ragam bahasa.
        2.      Mengetahui macam-macam ragam bahasa yang sering digunakan.
        3.      Penggunaan ragam bahasa.
        4.      Contoh-contoh ragam bahasa.
  
BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah  variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, yang terdiri dari :
Ragam bahasa lisan.
Ragam bahasa tulisan.
            Bahasa yang di hasilkan menggunakan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulisan. Jadi dalam ragam bahasa lisan kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulisan kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan). Selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua ragam tersebut memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya  ragam bahasa lisan. Oleh karena itu sering timbul kesan antara ragam bahasa lisan dan tulisan itu sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu berkembang menjadi sistem bahasa yang memiliki sistem seperangkat kaidah yang berbeda satu dengan yang lainnya.
2.      Macam-macam Ragam Bahasa
Yaitu bisa dibagi 3 berdasarkan media,cara pandang penutur, dan topik pembicaraan.
1. Ragam bahasa berdasarkan media
a.   Ragam bahasa Media (Lisan)
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan kalimat dan unsur-unsur didalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicara menjadi pendukung didalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Pembicara lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicara lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa dituliskan, ragam bahasa itu tidak bisa disebut ragam bahasa tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak  menunjukan cir-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dengan tulisan,  ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing adapun ciri dari keduanya:
Ciri-ciri ragam lisan:
·         Memerlukan orang kedua/teman bicara.
·         Tergantung kondisi, ruang, dan waktu.
·         Tidak harus memperhatikan gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
·         Berlangsung cepat
Contohnya; “Sudah saya baca buku itu”
b.      Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulisan makna kalimat yang diungkapkan nya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalomat. Oleh karrena itu, penggunaan ragam baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk katadan struktur kalimat, serta kelengkapaan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Ciri-ciri ragam tulis:
1.      Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
2.      Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
3.      Harus memperhatikan unsur gramatikal;
4.      Berlangsung lambat;
                                          5.      Selalu memakai alat bantu;
                                          6.      Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
                                       7.     Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
                                          Contohnya: “Saya sudah membaca buku itu”.

Perbedaan antara ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata ) :
A. Tata Bahasa :
a.       Ragam Bahasa lisan
1)      Nia sedang baca surat kabar.
2)      Ari mau nulis surat.
3)      Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu.
b.      Ragam bahasa tulisan.
1)         Nia sedang membaca surat kabar.
2)         Ari mau menulis surat.
3)         Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.

B. Kosa kata :
a.       Ragam bahasa lisan
1)    Ariani bilang kalau kita harus belajar.
2)    Kita harus bikin karya tulis.
3)    Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak
b.      Ragam bahasa tulisan
1)    Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.
2)    Kita harus membuat karya tulis.
3)    Rasanya masih telalu muda bagi saya, Pak.

2.      Ragam bahasa Indonesia dari cara pandang penutur.
Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa indonesia terdiri dari ragam dialek, ragam terpelajar, ragam resmi dan ragam tak resmi.
 Contoh:
Ragam dialek     : “Gue udah baca itu buku ”
Ragam terpelajar : “Saya sudah membaca buku itu”
Ragam resmi        : “Saya sudah mmbaca buku itu”
Ragam tak resmi  : “Saya sudah baca buku itu”

3.      Ragam bahasa Indonesia menurut topik pembicaraan.
Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah, ragam hukum, ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan ragam sastra. 
Ragam hukum     : Dia dihukum karena melakukan tindak pidana.
Ragam bisnis       : Setiap pembelian diatas nilai tertentu akan diberikan diskon.
Ragam sastra       : Cerita itu menggunakan Flashback.
Ragam kedokteran: Anak itu menderita penyakit kuorsior.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, orang yang dibicarakan, serta menurut media pembicaraan. Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan dan tulisan.
Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan ejaan bahasa yang telah disempurnakan (EYD), sedangkan ragam bahasa lisan diharapkan para warga Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa dengan baik serta bertutur kata sopan sebagai pedoman yang ada.
Baca SelengkapnyaMAKALAH RAGAM BAHASA INDONESIA

Kamis, 20 November 2014

MAKALAH TENTANG KONFLIK SOSIAL | TUGAS MAKALAH IPS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
       Konflik menjadi fenomena yang paling sering muncul karena konflik selalu menjadi   bagian   hidup   manusia     yang   bersosial   dan   berpolitik   serta menjadi pendorong dalam dinamika dan perubahan sosial-politik (Kornblurn, 2003:  294).  Konflik   memiliki   dampak  positif   dan   dampak   negatif,   dampak positif   dari   konflik   sosial   adalah   konflik  tersebut   memfasilitasi   tercapainya rekonsiliasi    atas   berbagai   kepentingan.  Kebanyakan   konflik   tidak   berakhir dengan      kemenangan      disalah   satu   pihak   dan  kekalahan     dipihak    lainnya.
       Konflik   yang   terjadi   di   Indonesia,   ada juga  yang  dapat   diselesaikan   dengan baik hingga berdampak baik bagi kemajuan dan perubahan masyarakat, akan tetapi  ada beberapa  konflik justru   berdampak   negatif   hingga  mengakibatkan timbulnya   kerusakan, menciptakan   ketidakstabilan,   ketidakharmonisan,   dan ketidakamanan bahkan sampai mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Dewasa ini   konflik   seringkali   terjadi   di   berbagai  elemen   masyarakat.  Hal   demikian dikarenakan berbagai latar belakang kebudayaan dan status sosial ekonomi.

B. Tujuan
       Dengan tersusunnya makalah ini penulis mempunyai tujuan bagi pembacanya yaitu:
1. Agar mengetahui penjelasan mengenai Konflik Sosial.
2. Agar mengetahui bentuk-bentuk mengenai Konflik Sosial.
3. Agar mengetahui Situasi-situasi mengenai Konflik Sosial.
4. Agar mengetahui cara penyelesaian mengenai Konflik Sosial

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konflik Sosial
1.      Pengertian Konflik
            Koflik berasal dari kata kerja Latin, configure yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses social antara dua orang atau lebih (bsa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
            Secara umum konflik social merupakan suatu keadaan dimana masyarakat terjadi suatu pertikaian karena adanya persaingan maupun perbedaan yang terjadi dalam masyarakat. Dalam sosiologi banyak para tokoh menginterprestasikan konflik social berbeda-beda. Adapun penjelasan konflik social secara sosiologis adalah sebagai berikut:
a)      Menurut Berstein (1965)
            Konflik merupakan suatu pertentangan perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik mempunyai potensi yang memberikan pengaruh positif dan negative dalam interaksi manusia.
b)     Menurut Dr. Robert M.Z Lawang
            Konflik adalah perjuangan untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan selain bertujuan memperoleh keuntungan juga untuk menundukan saingannya.
c)      Menurut Drs. Ariyono Suyono
            Konflik adalah proses atau keadaan terdiri dari du pihak yang berusaha saling menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing pihak.
d)     Dalam buku Sosiologi karangan James W. Wander Zandein
            Konflik diartikan sebagai suatu pertentangan mengenai nilai atau tuntunan ha katas kekayaan, kekuasaan, status, atau wilayah tempat pihak yang saling berhadapan dan bertujuan untuk menetralkan, merugikan atau menjatuhkan lawan mereka.
e)      Menurut Soerjono Soekanto
            Konflik adalah suatu proses social dimana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dan disertai dengan ancaman dan kekerasan
2.      Faktor-Faktor Penyebab Konflik
a)      Perbedaan Individu
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi factor penyebab konflik social, sebab dalam menjalani hubungan social, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.
b)     Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan
Dalam hubungan sosialnya, seseorang akan dipengaruhi oleh pola-pola pemikiran kelompoknya. Orang debesarkan dalam lingkunagn kebudayaan yang berbeda-beda. Ada yang diasuh dengan pola latihan kemandirian. Ada pula yang diasuh dalam lingkunagn keudayaan yang menerapkan pola ketergantungan.
c)      Perbedaan Kepentingan
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentinagn yang berbeda-beda.
d)     Perubahan-perubahan Nilai yang Cepat
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik social.
B. BENTUK-BENTUK KONFLIK
            Seorang ahli sosiolog, Soerjono Soekanto (1989:90) berusaha menklasifikasikan bentuk dan jenis-jenis konflik sebagai berikut:
1.      Konflik Pribadi
       Konflik terjadi dalam diri seseorang terhadap orang lain. Umumnya konflik pribadi diawali perasaan tidak suka terhadap orang lain, yang pada akhirnya melahirkan perasaan benci yang mendalam.
2.      Konflik Rasial
       Konflik rasial umumnya terjadi di suatu Negara yang memiliki keragaman suku dan ras.
3.      Konflik Antarkelas Sosial
       Terjadinya kelas-kelas di masyarakat karena adanya sesuatu yang dihargai, seperti kekayaan, kehormatan, dan kekuasaan.
4.      Konflik Politik Antargolongan dalam Satu Masyarakat maupun antara Negara-negara yang Berdaulat
       Konflik politik terjadi karena setiap golongan di masyarakat melakukan politik yang berbeda-beda pada saat menghadapi suatu masalah yang sama.
5.      Konflik Bersifat Internasional
       Konflik internasional biasanya terjadi karena perbedaan-perbedaan kepentingan dimana menyangkut kedaulatan Negara yang saling berkonflik.
C. SITUASI-SITUASI KONFLIK
          Konflik yang terjadi di antara individu dalam menjalankan interaksinya banyak dibahas dalam studi psikologis social. Dalam kaitannya dengan cara pengelolaan konflik terdapat 3 tipe situasi konflik.
1.  Konflik Interindividu
     Penyebab dari konflik ini adalah benturan secara emosional antara individu dengan individu lain di dalam masyarakat. Ada dua penyebabnya yaitu kelebihan beban (role over loods) atau karena ketidaksesuaian seseorang dalam melaksanakan peranan (person role).
2.  Konflik Antarindividu
     Dalam kehidupan masyarakat benturan kepentingan antarindividu selalu terjadi.
Jika benturan tersebut tidak termanajemen dengan baik maka akan timbullah konflik antar individu yang mengarah ke dalam kekerasan.
3. Konflik Antarkelompok
       Masyarakat Indonesia seringa mengalami jenis konflik demikian. Kasus di Sambas, Papua, dan Ambon merupakan bagian konflik kelompok yang dikarenakan dengan perbedaan dalam menjalani kehidupan. Konflik antarkelompok bias dihindari jika setiap kelompok saling memahami keneradaannya dan juga dapat mempersempit perbedaan.
D. PENYELESAIAN KONFLIK
          Konflik social dalam masyarakat harus dapat diselesaikan agar keutuhan masyarakat dapat dipertahankan. Penyelesaian konflik tidak bias dilaksanakan dengan waktu yang singkat. Penyelesaian harus dilakukan dengan berbagai cara dan dalam tempo yang sama.
          Dalam ilmu sosiologi untuk menyelesaikan suatu konflik dilakukan dengan berbagai tahap. Tahapan ini harus dilaksanakan secara berurutan dengan tidak boleh dilewatkan. Hal ini dikarenakan setiap tahapan saling melengkapi tahapan yang lainnya. Adapun tahapan dalam menyelesaikan konflik adalah sebagai berikut:
1.    Tahap Akomodasi
  Pada tahapan ini adalah pelaksaan untuk meyakinkan masyarakat agar tidak melakukan konflik dengan cara mengurangi pertentangan dan peleburan atau penyatuan terhadap kelompok yang bertikai melalui suatu lembaga penengah.
2.      Tahap Kerjasama
Kerjasama adalah suatu keadaan dimana adanya suatu kegiatan bersama antara kedua individu dalam masyarakat, tahap kerjasama dilakukan setelah proses akomodasi berhasil sehingga masyarakat sudah mulai melakukan pendekatan baik secara mandiri maupun berkelompok.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
            Semua lapisan masyarakat di dunia pernah mengalami konflik. Secara teortis konflik sosial sebenarnya membawa manfaat yang baik bagi masyarakat hanya saja cara dan jalannya kebanyakan mengarah ke dampak negative. Sehingga di masyarakat banyak terjadi kerusuhan di mana-mana. Konflik sosial juga membawa dampak positif walaupun pada kenyataannya yang terjadi dimasyarakat kebanyakan dampak negative.
B. Saran
Sebaiknya kita sebagai bangsa dan negara yang beragama dan juga bernegara hukum, seharusnya kita berusaha menghindari adanya konflik sosial di antara masyarakat, agar Negara kita ini  bisa menjadi Negara yang penuh dengan kedamaian, kerukunan dan bebas dari segala jenis konflik dan pertentangan.
Baca SelengkapnyaMAKALAH TENTANG KONFLIK SOSIAL | TUGAS MAKALAH IPS

MAKALAH TENTANG EKOSISTEM | TUGAS MAKALAH IPA BIOLOGI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekosistem disusun oleh dua komponen, yaitu lingkungan fisik atau makhluk tidak hidup (komponen abiotik) dan berbagai jenis makhluk hidup (komponen abiotik ). Berbagai jenis makhluk hidup tersebut dapat dikelompokkan menjadi satuan-satuan makhluk hidup dan ekosistem merupakan salah satunya.
Dalam kehidupan, setiap organism selalu memerlukan sesuatu dari lingkungannya dan lingkungan akan menerima sesuatu dari organism. Jadi, organisme dan lingkungan saling mengadakan hubungan timbal balik (intraksi) yang disebut ekosistem. Ekosistem diartikan sebagai hubungn timbal balik (interaksi) antara makhluk hidup dengan lingkungan. Cabang ilmu biologi yang mempelajari eklogi. Istilah ekologi pertama kali diperkenalkan oleh E. Haeckel pada tahun 1860 sehingga dia disebut sebagai bapak ekologi.
Ruag lingkup kajian ekologi yang utama, yaitu perubahan populasi suatu spesies pada waktu yang berbeda-beda, perpindahan yang lain, serta factor yang mempengaruhinya dan terjadinya hubungan timbal balik antar makhuk hidup (hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme) dan lingkungannya (cambell, 2003:388).
Lingkungan merupakan suatu kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, serta perilaku yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Permasalahan lingkungan selalu muncul karena perkembangan manusia (penduduk) dan pemanfaatan lingkungan yang kurang bijaksana.
1.2 Rumusan Masalah
1. Komponen apasaja yang menyusun ekosistem?
2. Apa yangdimaksud dengan suksesi ekosistem?
3. Apa peranan manusia dalam perubahan lingkungan?
4. Sebutkan tipe-tipe ekosistem dan hubungan antara faktor biotik dan abiotiknya?
5. Apa yang dimaksud dengan daur biokimia?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui komponen penyusun ekosistem.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud suksesi ekosistem.
3. Untuk mengetahui peranan manusia dalam perubahan lingkungan.
4. Untuk mengetahui tipe-tipe ekosistem dan hubungan antara factor biotic dan abiotiknya.
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan daur biokimia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Komponen Penyusun Ekosistem
Ekosistem tersusun atas komponen-komponennya, yaitu komponen biotik dan komponen abiotk. Komponen biotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari makhluk hidup, contohnya tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Komponen abiotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari semua benda mati, contohnya air, tanah, cahaya, dan udara.
a. Organisasi Kehidupan Dalam Ekosistem
Didalam ekosistem komponen biotik terdiri dari organisme yang saling mengadakan interaksi. Akibat dari adanya interksi ini memenculkan adanya organisasi kehidupan. Organisasi kehidupan yang terkecil sampai yang terbesar, adalah sebagai berikut : individu-populasi-komunitas-bioma-biosfer.
1) Individu adalah makhluk hidup tunggal yang secara otonom dapat melakukan proses-proses hidup secara mandiri. Untuk mempermudah memahami kriteria individu makhluk hidup, dan tiga kriteria tentang individu, yaitu sebagai berikut:
a) Individu selalu menggambarkan sifat tunggal ,
b) Dalam diri yang tunggal proses hidupnya berlangsung sendiri-sendiri, dan
c) Proses hidup yang satu dengan yang lain berbeda.
2) Populasi adalah kumpulan dari individu-individu yang terdiri dari satu spesies yang secara bersama-sama menempati luas wilayah yang sama, mengandalkan sumberdaya yang sama, dan dipengaruhi oleh factor lingkungan yang sama serta memiliki kemungkinan yang tinggi untuk berinteraksi satu sama lain.
3) Komunitas adalah kumpulan dari beberpa populasi yang saling berinteraksi, menempati suatu daerah, dan dalam waktu tertentu.setiasp komunitas berbeda-beda dalam hal kekeyaan spesies (species richness) jumlah spesies yang mereka miliki dan kelimpahan relative spesies (relative abundance).
4) Ekosistem adalah kesatuan fungsional antara makhlukhidup dengan lingkungan.
5) Bioma adalah kesatuan ekosistem-ekosistem dalam sekala yang luas yang dibedakan berdasarkan iklim.
6) Biosfer adalah kesatuan ekosistem-ekosistem yang berda diseliruh permukaan bumi.
b. Komponen Ekosistem
Suatu daerah dapat diebut ekosistem jikadaerah itu dihuni oleh beberapa populasi makhluk hidup, dimana keseluruhan mahluk hidupnya saling berinteraksi antara satu dengan lainnya dan juga berinteraksi dengan lingkungan abiotiknya. Dengan demikian,komponen ekosisitem terdiri atas makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak hidup (abiotik ).
1) Komponen Biotik
Komponen biotik ekosistem adalah anggota dari ekosistem yang berupa makhluk hidup seperti mikroorganisme, jamur ,protista ,tumbuhsn ,hewan ,dan manusia. Dalam interaksi antar makhluk hidup tumbuhan dan sebagian protista berperan sebagai produsen ,hewan, manusia berfungsi sebagai konsumen, sedangkan mikroorganisme dan jamur berfungsi sebagai decomposer.
2) Komponen Abiotik
Komponen Abiotik adalah komponen ekosistem yang berupa benda-benda tidak hidup seperti tanah, air, udara, cahaya, suhu, serta kondisi geografi seperti kelembaban, arus angin, pH, iklim, topografi, dan arus air.
c. Habitat dan Relung
Suatu spesies dalam hidupnya selalu berada pada ekosistem tertentu. Tempat tinggal organisme di alam disebut habitat. Jadi, spesies mempunyai habitat dalam ekosistem. Misalnya berudu, habitatnya di air tenang atau di kolam yang banyak tumbuhan airnya. Dengan mengetahui habitat suatu spesies, kita dengan mudah akan mendapatkan spesies tersebut.
Fungsi organisme dalam ekosistem dapat dibedakan menjadi :
a. Produsen, yaitu organisme yangdapat menyusun senyawa organi sendiri dengan menggunakan bahan senyawa organik yang berfungsi untuk menyediakan makanannya sendiri, contohnya ganggang dan bakteri.
b. Konsumen, yaitu organisme yang memanfaatkan bahan organik dari makhluk hidup lain sebagai sumber makanannya. Berdasarkan asal bahan organiknya konsumen dibedakan menjadi herbivora dan karnivora, contohnya kambing, sapi, dan marmot.
c. Dentrivora, yaitu organisme pemakan partikel-partikel organik atau detritus. Contohnya cacing tanah, lipang, dan siput.
d. Decomposer, yaitu organisme yang bertugas mengubah partikel-partikel organik menjadi partikel anorganik. Contohnya jamur dan bakteri. Gunawan (2007:267)
2.2 Suksesi Ekosistem
suatu komunitas yang menyusun ekosistem, pada awalnya tidak langsung komplek atau beraneka ragam jenisnya, tetapi mengalami perkembangan secara perlahan-lahan. Proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung secara bertahap dan menuju ke satu arah secara teratur disebut suksesi. Suksesi dapat terjadi sebagai akibat dari perubahan lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem.
Ada beberapa konsep agarkita memahami suksesi ekosistem, diantaranya :
a. Suksesi berlangsung secara teratur, pasti, terarah, dapat diramalkan, dan berakhir dengan komunits klimaks.
b. Suksesi tidak lebih bergantian sjenis yang bersifat pionir oleh jenis-jenis yang lebih mantap ddan dapat menyesuaikan diri secara lebih baik dengan lingkkngan.
Berdasarkan kondisi habitat pada awal pross suksesi yang terjadi dibeddakan menjadi dua, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
1. Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi, apabila komunitas asal terganggu secara alami maupun buatan sehingga mengakibatkan kerusakan atau hilangnya komunit asal secara total. Kemudian tumbuhkomunitas baru dengan komposisi habitat baru yang berbeda dengan komunitas asal. Secara ringkastahap-tahapnya diuraikan sebagai berikut.
a. Terjadi perubahan habitat, setelah terganggu menuju kondisi yang memberi kehidupan.
b. Munculnya vegetasi perintis yang mampu hidup di habitat baru dalam beberapa waktu.
c. Terjadi perubahan komposisi habitat akibat aktivitas kehidupan vegetasi perintis.
d. Munculnya tanaman atau vegetasi sederhana lainnya sehingga memungkinkan semakin panjangbya rantai makanan.
2. Suksesi Sekundar
Suksesi sekunder terjadi apabila komunitas assal terganggusecara alami mauupun buatan sehingga mengakibatkan kerusakan komunitas asal, tetapi tidak merusak total kemudian tumbuh komunitas baru yang sebagian penyusunnya berasal dari komunitas awal.
Proses suksesi atau pertumbuhan komunitas menuju komunitas klimaks diawali dengan peristiwa invasi, yaitu suatu organisme yang berasal dari luar wilayah masuk ke dalam habitat baru. Selanjutnya, organisme yang dapat masuk kehabitat baru tumbuh dan menduduki serta mendominasi di habitat tersebut. Peristiwa ini disebut kolonisasi. Vegetasi yang pertama kali hidup dan membuka kemungkinan organisme lain untuk hidup dihabitat baru disebut vegetasi perintis. Gunawan (2007:273)
2.3 Peranan Manusia dalanm Perubahan Lingkungan
Beberapa kota di Indonesia dilanda banjir dan tanah longsor dalam beberapa tahun ini. Telah jatuh puluhan korban jiwa, ribuan penduduk perlu diungsikan, dan tak terhitung lagi banyaknya kerugian materi akibat berbagai bencana tersebut.
Telah diketahui bahwa lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, keadaan, dan makhluk hidup serta perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraannya. Manusia merupakan bagian dari lingkungan. Oleh karena itu, manusia selalu dihadapkan pada masalah-masalah lingkungan dan perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi akibat perbuatan manusia.
1. Keseimbangan Lingkungan
Didalam suatu ekosistem senantiasa terjadi berbagai dinamika kehidupan, seperti gkungan rantai makanan, jarring-jaring makanan, produktifitas, siklus materi, aliran energy, dan piramida energi dan lainnya. Sifat dinamika kehidupan dalam suatu ekosistem bersifat flukuatif, lues, dan elastis serta dinamis. Jika dinamika kehidupan dalam suatu ekosistem berjalan secara normal sesuai peruntunkannya dan bersifat dinamis maka hal itu menggambarkan kndisi lingkungan dalam keadaan seimbang. Jadi, yang dimksud dengan lingkungan yang seimbang adalah lingkungan dimana seluruh dinamika ekosistemnya berjalan wajar dan dinamis yang ditandai dengan tidak adanya perrtumbuhan yang menyolok pada salah satu komponen ekosistem.
Lingkungan yang seimbang akan memberikan daya dukung bagi makhluk hidup (termasuk manusia) yang tinggal di dalamnya.
2. Perbuatan Manusia Menyebabkan Perubahan Lingkungan
Perubahan lingkungan dapat disebabkan oleh dinamika penduduk, pemanfaatan/ pengelolaan lingkungan yang kurang bijaksana, kemajuan iptek, dan lain-lainnya.
Tindakan-tindakan manusia yang menyebabkan perubahan lingkungan antara lain sebagai berikut.
a. Perusakan Hutan
Hutan merupakan tempat dimana terdapat banyak sumber daya alam yang mendukung kehidupan manusia secara terus-menerus. Namun, manusia mengambil dan memanfaatkan (ekploitasi) sumber daya hutan secara besar-besaran tanpa memperhatikan pemulihan dan pelestarian hutan.
b. Pembangunan Perumahan
Pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat pesat, memberikan dampak kebutuhan perumahan yang meningkat. Oleh karena itu, pembangunan perumahan dilakukan besar-besaran, terutama di daerah yang banyak penduduknya tanpa konsep lngkungan yang baik dan tidak memperhatikan daya dukung lingkungan.
c. Urbanisasi
Pembangunan ekonomi yang tidak merata di pedesaan ddan di kota besar membuat banyak penduduk pindah dari desa ke kota.
d. Intensifikasi Pertanian
Intensifikasi bertujuan meningkatkan produksi pangan, tetapi juga memberikan dampak yang merugikan, misalnya polusi/pencemaran air, dan lahan karena penggunaan pupuk anorganik secara berlebih dan erosi plasma nutfah.
3. Kerusakan Lingkungan Akbat Kegiatan Manusia
Kepulan asap hitam kendaraan bermotor selalu terjadi di sepanjang jalan, disertai suhu udara yang panas, dan kebisingan suara. Ketidaknyamanan ini kita rasakan jika kita berada dalam perjalana sehari-hari, baik di dalam kota ataupun dari kota ke kota lain.Kegiatan manusia yang merusak lingkungan antara lain sebagai berikut.
a. Pembuangan Limbah
Limbah merupakan sisa/hasil sampingan dari kegiatan produksi manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Limbah berdasarkan asalnya, terdiri atas dua macam yaitu limbah industry dan limbah rumah tangga (pemukiman).
b. Kegiatan Pertanian
Kegiatan pertanian dapat merupakan kegiatan yang merugikan manusia apabila tidak memperhatikan pengelolaan yang benar. Penggunaan pertisida yang berlebih atau secara terus-menerus akan menyebabkan polusi makanan yang dapat membahayakan manusia, serta membunuh beberapa jenis hewan yang tidak mengganggu (non target organism).
c. Ekploitasi Hutan
Hutan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, mempunyai nilai ekonimi, sebagai habitat jenis hewan dan menjaga keseimbangan air tanah pada musim hujan dan kemarau.
4. Polusi
Pengertian polusi menurut Environmintal Pollution Panel tahun 1965, dari “president Science ADVISORY Committee” Amerika Serikat adalah perubahan yang kurang menguntungkan terhadap lingkungan yang disebabkan oleh hasil aktivitas manusia secara keseluruhan atau sebagian, melalui pengaruh langsung atau tidak langsung, dari perubahan dalam pola energi, tingkat radiasi, susunan kimia-fisika, dan limbah dari organism. Zat dikatakan sebagai polutan apabila:
a. Kadarnya melebihi batas normal.
b. Berada pada waktu yang tidak tepat, dan
c. Berada pada tempat yang tidak semestinya.
Polusi dibedakan menjadi polusi udara, polusi air, polusi tanah, dan polusi suara.
a. Polusi Udara
Disebabkan oleh debu, partikel-partikel, asap pembakaran, dan asap rokok.
b. Polusi Air
Banayak lilmbah industry dan rumah tangga yang dibuang ke sungai, misalnya sampah organik, air detergen, dan persisida.
c. Polusi Tanah
Sampah plastik tidak dapat hancur dengan cepat dalam tanah sehingga mengganggu porositas tanah.
d. Polusi Udar
Polusi udara disebabkan oleh adanya berbagai macam suara dalam berbagai kekuatan suara, misalnya suara keributan di pasar, kendaraan bermotor, kereta api, pesawat terbang, dan petir.
5. Upaya Manusia dalam Mencegah dan Menanggulingi Kerusakan Lingkngan
Banjir, tanah longsor, dan kelangkaan air bersih yang terjadi dibeberapa daerah membuat manusia mau tidak mau menyadari akn kerusakan lingkngan. Upaya manusia untuk menanggulangi kerusakan lingkungan.
a. Reboisasi dan penghijauan
b. Pembangunan berwawasan lingkungan
c. Penggunaan pupuk organik.
6. Pengaruh Pencemaran Terhadap Kehidupan Organisme Berdasarkan Percobaan
Telah diketahui bahwa pencemaran memberikan dampak negative terhadap organisme.
7. Melakuan Perbaikan Lingkungan
Pertanian, industry, dan transportasi menyebabkan perubahan lingkungan biotik yang menguntungkan. Selain itu, juga menyebabkan perubahan lingkungan yang merugiakan, yaitu adanya berbagai macam polusi, kerusakan lahan, kerusakan hutan, banjir, dan tanah longsor.
8. Penelitan Ilmiah tentang Pencemaran Lingkngan
Masalah kerusakan lingkungan terutama masalah pencemaran perlu dikelola. Penelolaan lingkungan tidak hanya menjadi tanggung jawab para cendekiawan saja, tetapi juga tanggung jawab semua orang. Penanggulangan masalah polusi tidak lepas dari diadakannya penelitian-penelitian ilmiah yang dapat dilakukan oleh orang-orang yang mempelajari masalah tersebut.
9. Pemanfaatan dan Daur Ulang Limbah untuk Kelestarian Lingkungan
Perkembangan penduduk dapat memberikan dampak negative, diantaranya tumpukan sampah di dekat pemukiman penduduk yang dapat menimbulkan bau tak sedap, lalat yang beterbangan, dan pemandangan yang tidak nyaman. Masih banyak limbah pemukiman maupun industry selain sampah yang menimbulkan masalah lingkungan. Gunawan (2007:294)
2.4 Tipe-tipe Ekosistem dan Hubungan antara Faktor Biotik da Abiotik
Di bumi tempat tinggal kita ini terdapat berbagai tipe ekosistem. Cirri-ciri suatu tipe ekosistem ditunjukkan dengan hubungan yang khas antara lingkungan biotic dan abiotiknya.
Ekosistem secara garis besar dibedakan atas ekosistem darat, ekosistem air, dan ekosistem buatan.
1. Ekosistem Darat
Ekosistem darat adalah ekosistem yang didominasi oleh lingkungan eksternal daratan.
Di Indonesia, ekosistem dapat dibedakan atas ekosistem vegetasi tamah, ekosistem pegunungan, dan vegetasi monson.
a. Ekosistem Vegetasi Pamah
Ciri ekosistem vegetasi pamah antara lain sebagai berikut.
· Ekosistem ini membentang dari ketinggian 0 – 1000 meter diatas permukaan laut.
· Vegetasinya berupa hutan belukar. Sebagian besar hutan di Indonesia tergolong ekosistem vegetasi pamah.
Ekosistem vegetasi pamah dapat di bedakan atas subekosistem diantaranya sebagai berikut.
1) Ekosistem Hutan Bakau
Hutan bakau banyak terdapat ditepi pantai, yang air lautnya selalu menggenang atau tergenang saat air laut pasang naik. Ekosistem ini melindungi dataran dari abrasi (erosi air laut).
2) Ekosistem Rawa Air
Hutan rawa air tawar terdapat di perbatasan pantai dengan ekosistem hutan bakau.
3) Ekosistem Huatan Tepi Sungai
Hutan tepi sungai banyak terdapat ditepi sungai besar.
4) Ekosistem Hutan Sagu
Vegetasinya di dominasi oleh pohon sagu yang berkembang dengan baik di aliran air tawar yang teratur.
5) Ekosistem Danau
Danau dapat dibedakan sesuai dengan pembentukannya, terdiri atas danau eotropit dan oligotropik. Danau eoytropik merupakan danau yang kaya akan unrus hara. Cirri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organism, dan oksigen terdapat didaerah profundal. Sedangkan danau oligotropik merupakan danau yang miskin akan unrur hara. Cirri-cirinya airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
6) Ekosistem Hutan Rawa Gambut
Ekosistem ini terbentang secara luas dan berbatasan dengan hutan rawa air tawar. Flora yang ada pada ekosistem ini jumlahnya terbatas.
7) Ekosistem Pantai
Ekosistem ini terletak di tepi pantai berpasir dan berkarang yang membentang tidak terlalu jauh dari pantai kearah darat. Vegetasi pada ekosistem ini ada dua macam, yaitu formasi pes-caprae dan formasi baringtonia.
b. Ekosistem Pegunungan
Berdasarkan ketinggiannya (elevasinya), ekosistem pegunungan dibedakan menjadi sebagai berikut.
1) Hutan Pegunungan
Hutan pegunungan terdapat pada ketinggian antara 1500-3300 meter diatas permukaan air laut.
2) Padang Rumput Pegunungan
Padang rumput pegunungan terdapat pada ketinggian antara 3.200-3.600 meter diatas permukaan laut.
3) Ekosistem Terbuka Lereng Berbatu
Vegetasinya berupa rumput, tumbuhan baku, dan semak.
4) Ekosistem padang rumput rawa
Ekosistem ini memiliki vegetsi dominan perdu rawa gambut atau rumput yang menutupi tanah gambut.
5) Ekosistem Danau Pegunungan
Ekosistem ini banyak ditemukan di daerah pegunungan tinggi. Di Indonesia banyak terdapat danau eutrofik, yaitu danau yang kandungan airnya kelebihan nutrien.
6) Ekosistem Padang Rumput Alpin
Ekosistem ini dijumpai pada daerah dengan ketinggian lebih dari 4.000 meter di atas permukaan air laut.
c. Vegetasi Monsun
Vegetasi monsoon memiliki ciri antara lain pohon-pohonnya rendah, banyak cabang, dan batangnya tidak lurus. Vegetasi ini banyak dijumpai didaerah beriklim kering dengan curah hujan sedikit, terdapat ketinggian antara 0 hingga 800 meter dari permukaan air laut.
2. Ekosistem Air
Ekosistem air adalah ekosistem yang didominasi oleh lingkungan eksternal air sebagai habitat berbagai organism air.ekosistem air dapat dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem laut.
a. Ekosistem Air Tawar
Eksosistem air tawar memiliki ciri umum sebagai berikut.
· Salinitas (kadar garam ) rendah,lebih rendah dari salinitas sitoplasma sel organisme yang hidup di dalamnya.
· Variasi suhu siang dan malam hari tidak terlalu besar.
· Penetrasi cahaya matahari terbatas (kurang).
· Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca,sekalipun pengaruhnya relatif kecil,jika dibanding dengan ekosistem darat.
b. Ekosistem Laut
Ekosistem laut merupakan sebagian besar wilayah Indonesia.secara umum ekosistem laut memiliki sifat-sifat khas sebagai berikut.
· Kadar garam relatif tinggi,lebih tinggi dari kadar garam protoplasma sel organisme yang hidup di dalamnya.
· Terdapat kehidupan di semua kedalaman.ekosistem saling bersambungan dan memungkinkan bercampur karena adanaya sirkulasi air laut.
· Rantai makanan relatif panjang,sehingga sepanjang rantai makanan terjadi pemborosan energi
Berdasarkan intensitas cahaya yang dapat mencapainya,ekosistem laut dibedakan atas ekosistem laut dalam dan ekosistem laut dangkal.
1) Ekosistem Laut Dalam
Ekosistem laut dalam merupakan ekosistem laut yang tidak ditembus cahaya matahari,oleh karenanya tidak terjadi fotosintesis.kadar oksigen dalam airnya rendah,tidak terdapat organisme produsen autotrof.
2) Ekosistem Laut Dangakal
Ekosistem laut dangkal merupakan daerah fotik (tertembus cahaya matahari).pada ekosistem ini terjadi fotosintesis oleh produsen dari jenis ganggang laut dan fitoplankton.
3. Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang sengaja diadakan dengan tujuan untuk kesejahteraan pembuatnya.Hal ini banyak terbentuk karena adanya perkembangan teknologi.Beberapa ekosistem buatan dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Ekosistem Danau Buatan (Waduk)
Dengan kemajuan teknologinya,manusia telah barhasil membangun danau buatan atau waduk (bendungan).Bandungan dibuat manusia dengan cara membendung aliran sungai.Bandungan dibangun untuk keperluan irigasi maupun pembangkit listrik.
b. Ekosistem Hutan Tanaman
Ekosistem hutan tanaman meliputi penanaman pohon budi daya seperti hutan jati dan hutan pinus.
c. Agroekosistem
Agroekosistem merupakan ekosistem yang sengaja dibuat dalam rangka keperluan pertanian tanaman budi daya.Agroekosistem antara lain sawah tadah hujan,sawah irigasi,dan perkebunan.
1) Sawah Tadah Hujan
Sawah tada hujan merupakan alternatif yang potensial untuk pertanian tanaman pangan.
2) Sawah Irigasi
Sawah irigasi merupakan sawah yang sumber air utamanya berasal dari air irigasi.
3) Perkebunan
Perkebunan menghasilkan produk-produk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Agung (2007: )
2.5 Daur Biokimia
Daur biokimia merupakan daur yang melibatkan unsur senyawa kimia mengalami perpindahan lewat organism hidup dan beredar kembali ke lingkungan fisik. Ada baiknya hal ini dipandang sebagai hubungan antara komponen biotik dan abiotik suatu ekosistem. Lima factor yang akan dibicarakan disini yang dianggap penting bagi kehidupan adalah : karbon, oksigen, nitrogen, pospor, dan belerang
1. Daur Netrogen
Atmosfer kita mengandung 79% nitrogen berdasar volume, namun nitrogen relative amat jarang dalam bentuk senyawa karena N ini lambat dan susah bereaksi. Nitrogen merupakan bahan penting bagi pembentukan asam ameno dan seterusnya protein, dan ini membatasi pasokan makanan yang dapat diperoleh dalam suatu ekosistem lebih dari makanan tumbuhan lainnya. Satu-satunya cara sehingga nitrogen ini dapat diperoleh oleh organisme hidup adalah melalui fissasi nitrogen suatu kemampuan yang terbatas dimiliki oleh organisme prokariotik tertentu, walau sekarang sedang difikirkan melalui rekayasa genetik bagi tumbuhan hijau agar dapat melakukan kerja itu juga.
2. Daur Sulfur
Sulfur banyak terdapat dikerak bumi dan dapat diambil tumbuhan dalam bentuk sulfat. Merupakan bahan penting bagi pembentukan semua protein.
Seprti halnya dengan nitrogen, hewan bergantung pada tumbuhan untuk memperoleh sulfur. Selain dari sulfur yang terdapat dalam atmosfer, gas oksid sulfur () terus- menerus bertambah sebagai sisa pembakaran bahan bakar fosil (BBM) dan dari melelehnya belerang dari tambang-tambang belerang/gunung berapi.
3. Daur Posfor
Posfor merupakan unsure yang penting pembentuk asam nukleat, protein, ATP dan senyawa organik vital lainnya. Merupakan unsure yang jarang terdapat, dan seperti nitrogen dan kalium sering merupan factor pembatas dalam produktivitas ekosistem.
4. Daur Karbon dan Oksigen
Daur karbon dan oksigen jelas tampak dalam peristiwa fotosintesis. Djamhur (2000:129)
BAB III
KESIMPULAN dan SARAN
3.1 Kesimpulan
Ekosistem terdiri dari komponen biotik (makhluk hidup) dan komponen abiotik (benda mati). Tempat hidup organisme disebut habitat. Dalam habitat ekosistemnya organism mempunyai setatus fungsional yang disebut dengan relung. Kelompok organism satu spesies yang menempati ekosistem disebut populasa. Sedangkan beberapa populasi dalam ekosistem disebut komunitas.
Proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung secara berhadap dan munuju ke satu arah secara teratur disebut suksesi. Berdasarkan kondisi habitatntya suksesi dibedakan menjadi suksesi primer dan suksesi sekunder.
Manusia merupakan bagian dari lingkungan, manusia selalu dihadapkan pada masalah-masalah lingkup, diantaranya keseimbangan lingkungan, perubahan lingkungan dan sebagainya.
3.2 Saran
Hendaknya kita sebagai manusia menjaga ekosistem karena dalam ekosistem terdapat komponen abiotik seperti tanah, air, udara, cahaya, suhu, angin, iklim, arus air dan ombak. Dan terdiri dari komponen biotic seperti tumbuhan, hewan dan sebagainya yang sangat berguna bagi kelangsungan hidup kita.


Daftar Pustaka
Purwoko, Agung. et al. 2007. Biologi SMA X. Semarang: CV Mitra Media Pustaka.
Susilowarno, Gunawan. et al. 2007. Biologi SMA X. Jakarta: Grasindo.
Winatasasmita, Djambur dan Sukarno. 2000. Biologi 1. Jakarta: PT Garuda Maju Cipta.
Baca SelengkapnyaMAKALAH TENTANG EKOSISTEM | TUGAS MAKALAH IPA BIOLOGI

November 2014